Senin, 23 Maret 2009

hidup di dunia maya itu...

Hidup di dunia maya ternyata tidak sebaik yang dikira. Kenapa saya bilang seperti itu, karena saya ngerasa ada yang gak beres dengan hidup saya akhir2 ini, yup setelah saya pasang internet di kamar kost saya yang memungkinkan saya untuk online 24 jam, ada sesuatu yang sepertinya berubah dari kebiasaan saya dan itu membuat saya gak nyaman.

Masalah nyaman dan gak nyaman sebetulnya bukan karena online atau offlinenya, tapi lebih karena kecanduan atau ketergantungan saya akan internet. Maksudnya gini, contohnya seperti setiap saya pulang dari kampus hal pertama yang saya lakukan adalah nyalain laptop, nyolokin kabel LAN dan langsung menjelajah dunia maya. Satu sisi, saya kadang ngerasa sangat nyaman dengan hidup seperti itu, di dunia maya saya bisa menemukan dan mendapatkan apa saja, mendapatkan sesuatu yang tidak bisa saya dapatkan di kehidupan nyata, tapi di satu sisi ketidaknyamanan pun datang karena saya menjadi sangat ketergantungan dengan kenyamanan itu.

Karena ketergantungan itulah, banyak hal lain yang menjadi terbengkalai dan telat untuk diselesaikan. Padahal, seringnya yang saya lakukan di dunia maya juga tidak terlalu penting (kadang cuma buka facebook, e-mail, download lagu, dll). Dan hal itu juga jadi merubah kebiasaan saya. Dulu saya sering baca buku dan bisa menghabiskan beberapa novel dalam satu minggu, tapi sekarang saya jadi malas baca buku dan lebih memilih surfing or browsing di internet. Kebiasaan baca buku saya menjadi tidak seperti dulu, kalau dulu biasanya saya bisa langsung membaca habis satu buku cerita dalam satu atau dua hari saja, tapi sekarang, saya jadi lebih sering menunda2 menghabiskan bacaan saya tersebut, salah satunya dikarenakan kecanduan saya dalam menjelajah dunia maya. Dan masih banyak 'kebodohan2' lain yang saya lakukan akibat efek ketergantungan dunia maya itu.

Tapi untungnya, akhirnya saya tersadarkan dengan keadaan yang menjebak ini.Ternyata kenyamanan yang saya dapatkan ini hanya semu, sesemu dunia maya yang saya jelajahi itu. Keadaan sebenarnya, banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh ketergantungan saya akan dunia maya ini.

Hmm, Saya baru aja dapat kata2 bagus yang menjadi pencerahan buat saya, "yang nikmat itu adalah yang serba terbatas". Maksudnya apabila saya bisa lebih membatasi penggunaan internet, mungkin fasilitas tersebut bisa lebih bermanfaat buat saya. Contohnya hanya online pada saat dibutuhkan seperti saat perlu cari bahan buat tugas kuliah, perlu periksa e-mail, perlu buka facebook, perlu posting di blog, dan saat perlu2 lainnya. Dengan begitu saya menjadi tidak sering membuang waktu dan kesempatan yang sebenarnya bisa saya manfaatkan untuk mengerjakan hal lain yang lebih penting ketimbang menjelajahi dunia maya tanpa tujuan tertentu.

Semoga dengan adanya tulisan yang saya buat ini, bisa menjadi media pengingat buat saya, kalau sewaktu2 autis saya mulai kambuh (mulai ketergantungan lagi dengan internet), yah setidaknya saya gak mau kan menjilat ludah sendiri dengan menuliskan semua ini tapi ternyata saya masih terjebak pada ketergantungan saya akan internet ini. Dan mulai saat ini, semoga saya bisa lebih memanfaatkan fasilitas internet ini dengan benar, dengan menggunakannya hanya pada saat2 diperlukan saja. doakan ya teman2 ^^...

Minggu, 22 Maret 2009

disuatu senja bersama mereka..


Memandang langit senja..bersama mereka, melihat sinar matahari yang menyeruak dari balik awan yang menutupinya, indah.., seindah sore itu, bersama mereka...
Tak lama setelahnya, pelangi yang samar terlihat dari balik awan putih di langit itu, indah...seindah sore itu, bersama mereka...

Kami berjalan, menyusuri jalan kehidupan yang penuh dengan petualangan. Ya..berpetualang, terus mencari jawaban dari pertanyaan tentang siapa diri kita ? Dan akan menjadi apa kita nantinya ?

Sepanjang perjalanan, kami terkadang kelelahan, kami pun pernah tersandung, terpeleset hingga terjatuh pada sebuah lubang, dan terkadang kami pun terlalu lelah untuk bangkit dan melanjutkan perjalanan kembali. Tapi kami sadar, tidak ada waktu untuk berlama-lama dalam kelelahan, padahal sebetulnya energi yang kami punya masih cukup untuk setidaknya sampai pada persimpangan jalan dimana kami dapat berhenti untuk beristirahat. Dan tentunya pada persimpangan itu, kami bisa kembali mendapatkan energi untuk melanjutkan perjalanan. Lalu kami bangkit, dan terus berjalan.

Bersama mereka, meski kita tak selalu bersama, selalu cukup memberiku energi kembali untuk meneruskan perjalananku. Perjalanan yang aku sendiri tak tahu kapan akan berakhir. Perjalanan yang akan menentukan siapa diri kita dan akan menjadi apa diri kita nantinya.

Bersama mereka, meski tak selalu bersama, selalu cukup untuk menghadirkan tawa saat luka menganga, selalu cukup untuk menghadirkan bahagia meski duka tercipta, dan selalu cukup untuk menyadarkanku saat kegilaan ini terlalu lama mendera.

Bersama mereka, meski tak selalu bersama, selalu cukup membuatku merasa ada, selalu cukup membuatku menjadi diriku apa adanya, dan selalu cukup membuatku bangga dengan apa yang kupunya.

Terima kasih telah menemaniku menikmati senja bersama.. melihat hadirnya pelangi dan terbenamnya matahari.
Terima kasih telah menerima aku apa adanya, menerima kegilaanku dan menyadarkanku jika aku terlalu larut dalam kegilaan ini...

Dan yang pastinya, terima kasih udah mau gila bareng sama aku..haha..
Related Posts with Thumbnails