Jumat, 11 September 2009
Benang Kusut
Benang Kusut.
Seperti benang kusut, berbagai persoalan yang terjadi dalam diri saya. Bukan tanpa sengaja, saya sadar bahwa semuanya diakibatkan oleh diri saya sendiri. Kelalaian saya dalam mengatasi masalah yang selalu menunda dan menganggap entang satu persoalan adalah penyebabnya.
Hal lain, yang juga menyebabkan kekusutan itu adalah satu hal yang selalu saya anggap penting yang menyebabkan saya mengenyampingkan banyak hal lain yang mestinya jauh lebih diprioritaskan. Satu hal itu terlalu banyak menyita perhatian saya, hingga kadang masalah lain yang lebih penting menjadi terlupakan. Padahal, satu hal itu bisa saja dengan mudah saya atasi jika saja saya bisa lebih memberdayakan logika daripada perasaan.
Satu hal itu adalah masalah rasa. Menurut saya, masalah rasa adalah masalah yang tidak perlu diselesaikan, tapi cukup dilupakan. Tentunya itu tidak berlaku bagi semua masalah rasa, hanya beberapa saja. Tapi, saya yakin, untuk masalah rasa yang satu itu, saya hanya butuh energy untuk mengalihkan segala perhatian saya ke hal-hal yang lebih penting dan lebih bermanfaat untuk diri saya.
Saya tidak bisa membiarkan benang itu terus kusut, karena jika saya ingin menyatukannya dengan benang-benang yang baru, maka benang-benang baru tersebut akan ikut kusut karena terus tertarik dalam kumparannya. Benang kusut itu butuh diurai kembali, meski membutuhkan energy yang lebih besar dari biasanya dan waktu yang lebih lama dari sebelumnya. Ini penting, demi kebaikan kehidupan saya kedepannya.
Satu janji dan harapan saya.
Semoga, benang-benang tersebut dapat cepat kembali terurai dengan sebagaimana mestinya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar